Dalihan Natolu adalah sistem kekerabatan di masyarakat Mandailing, Angkola & Batak Toba. Dalihan (Tungku), Na (Nan), Tolu (3), jadi berarti Tungku Nan Tiga. Di Minangkabau ada “Tigo tungku Sajarangan”.
Pada puak Mandailing & Angkola, sistem kekerabatan ini adalah Kahanggi, anak boru, dan mora. Di Batak Toba, sistem kekerabatan ini meliputi, dongan sabutuha, boru, dan hula-hula.
Di Simalungun memakai sistem Tolu Sahundulan Lima Saodoraan. Bermakna Tiga sekedudukan, Lima sebarisan, meliputi Tondong yaitu pihak mertua (pemberi anak gadis), Boru yaitu pihak pengambil anak gadis, Sanina yaitu mengandung pengertian golongan semarga dengan seseorang, Tondong ni tondong ialah pihak besan, Boru ni boru atau boru mintori yaitu pihak anak gadis dari pengambil anak gadis.
Di Karo disebut Deliken Sitelu, meliputi Senina, Anak Beru, dan Kalimbubu. Sulang Silima pada Puak Pakpak –Dairi, meliputi Perisang-isang(Pembuka Acara), Pertulan tengah (saudara tengah), Perekur-ekur (saudara bungsu), Perbetekan/beru, dan Punca Niadep.
Di dalam setiap pesta adat, akan tampak jelas fungsi masing-masing. Disini tampak fungsi, hak dan kewajiban setiap elemen dari sistem kekerabatan ini. Sistem kekerabatan ini merupakan jatidiri yang tahu diri dalam menempatkan sesuai peran dan kedudukannya ditengan saudara sesuku.
Senin, 20 Juli 2009
Dalihan Natolu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: