Keterangan :
Nama :
Arya Panangsang
Asal :
Jipang
Kesaktian :
Tombak
Pada saat kerjaan Pajang mencapai kejayaan di wilayah pesisir dan wilayah timur dengan masa pemerintahan Sultan Adiwijaya, semua rakyat dan para penguasa tunduk dan nurut kepadanya, hanya ada satu orang yang tidak mau tunduk yaitu Adipati Jipang yang bernama Arya Panangsang.
Sultan Adiwijaya bersikeras untuk menundukan Arya Panangsang, lalu mengumpulkan para penasehat raja-raja berunding untuk menundukan Arya Panangsang. Hasil rundingan diputuskan untuk diumumkan di masyarakat umum "Barang siapa yang dapat mengalahkan Arya Panangsang dari Jipang akan diberikan hadiah dan harta kekayaan". Namun strategi ini gagal dilakukan.
Strategi selanutnya adalah, dengan mengirim pesan kepada Arya Panangsang melalui tukang kebunnya yang diiris kupingnya. Arya Pangsang marah dan memutuskan untuk melawan Sulta Adiwijaya. Karena tidak sabaran maka Arya Panangsang pergi duluan, setibanya di sungai Bengawan ternyata sudah banyak pasukan Sultan Adiwijaya yang sudah lama menantinya. Dengan gigih Arya Panangsang dengan menggunakan tombak saktinya dapat merobohkan banyak pasukan.
Akan tetapi disela perperangan Arya Panangsang mendapatkan luka dibagian perutnya yang sobek sehingga ususnya sampai keluar, oleh Arya Panangsang ususnya di lilitkan di kerisnya dan melanjutkan peperangan tersebut. Betapa gigih dan pemberaninya Arya Panangsang.
Karena peperangan tersebut tidak seimbang karena banyaknya pasukan sedangkan Arya Panangsang hanya seorang diri, luncurlah sebuah tombak menancap di dadanya Arya Panangsang, dan sewaktu Arya Panangsang ingin membalas dengan kerisnya, ia lupa bahwa ususnya ia lilitkan dikeris, akhirnya keris dicabut dan ususnya Arya Panangsang terputus-putus yang mengakibatkan Arya Panangsang tewas.
0 komentar: