Rabu, 14 Oktober 2009

Angkat gengsi dengan batu giok

LifeStyle Sun, 22 Apr 2007 09:59:00 WIB

Keindahan warna-warni batu giok merupakan magnet bagi para penggemarnya. Batu yang indah dan mahal ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Batu giok atau jade ini dirancang dengan bentuk cincin, gelang, kalung, bahkan dibentuk menjadi patung dengan berbagai ukiran yang memukau.

"Suatu kebanggaan punya giok yang bagus, besar dan indah, sama halnya seperti batu yang lain. Selain itu giok sebagai simbol status karena harganya mahal. Meski punya duit banyak, belum tentu dapat giok yang bagus karena langka dan diburu orang," kata kolektor batu giok, Teguh Edhieyanto.
Batu giok yang bagus disebut jadeite jade dengan tingkat kekerasan 6,5-7 Moh's scala, sementara berlian punya tingkat kekerasan 9-10 skala Moh's. Banyak jenis giok dan termasuk setengah permata dan permata.
"Yang jenis permata adalah jadeite jade. Dengan kandungan unsur silikat, sodium dan alumunium. Kristalnya monoclinic."

Batu giok tak hanya berasal dari China. Bahkan, kata Teguh, batu giok yang bagus dari Myanmar, tapi garapan yang bagus ada di China. Batu yang cukup keras ini diukir oleh pekerja seni dengan teknik khusus dan butuh kesabaran serta ketelitian.

Salah satu hasil seni giok yang bagus adalah masa Post 1800 Chinese Jade, dengan ukiran yang sangat indah dan bergarga mahal. Batu giok dikenal di China sejak 5000 tahun sebelum masehi, di Jepang pada 4500 tahun sebelum masehi, pada masa abad XII dan masa Kubilai Khan juga sangat populer.

Jenis giok lain yang banyak diperjualbelikan adalah sepertine dan calcitte yang banyak beredar dan dikenakan para encim Desainnya pun bervariasi, mulai dari Budha, bunga, atau orang. "Kalau gambarnya orang harganya paling mahal, kemudian bunga dan binatang."

Dalam tradisi China, bila giok yang diukir dengan gambar naga yang merupakan lambang raja atau penguasa lima alam, sementara gambar ular lambang kecantikan, harimau simbol kekuatan dan monyet simbol kebijaksanaan.

"Orang China mengukir simbol pada giok ada artinya. Ukirannya makin rumit makin mahal, apalagi batunya bagus. Giok yang asli harus dites dengan hasil standar kekerasannya, uratnya atau seratnya bagus, makin mengkristal makin mahal."

Teguh mulai mengoleksi giok pada 1985 dengan bentuk gelang, kalung dan patung. Harga giok paling murah yang dibelinya Rp5.000 pada 1985 di Lokasari, Jakarta Barat, sementara giok yang paling mahal dibelinya seharga mobil Kijang Innova berbentuk gelang. Giok ini dibuat pada zaman dinasti Ching berkualitas bagus dan ukirannya indah.

Koleksi Teguh lainnya, sebut saja Patung Dewi Kwan Im setinggi kurang lebih 20 cm yang harganya mencapai Rp50 juta dan tempat abu dengan ukiran yang indah seharga lebih dari Rp100 juta.
Soal harga batu giok, kata Teguh, sangat relatif. "Pada pameran batu giok di Jakarta 1995, ada batu giok seharga Rp4,5 miliar berbentuk bukit. Yang lainnya berbentuk daun sawi dengan seekor jangkrik yang menempel di dedaunan dengan harga Rp 4,5 miliar."

Sementara itu, Lita, 50, menyukai batu giok karena warnanya yang alami. "Saya senang batu giok dan batu-batuan pada umumnya sudah sejak kecil karena sering diajak oleh ayah," ujar Lita, yang sedang memilih batu perhiasan di toko Sumber Giok Trading, Mangga Dua Square belum lama ini.

Perempuan paruh baya ini tidak hanya menyukai giok, tetapi juga batu-batuan lainnya. Kalau sudah pergi ke toko batu-batuan, dia betah berjam-jam berada di tempat itu. Pada saat itu Lita membeli 17 kalung dengan warna batu yang berbeda "Yang penting memiliki," ujarnya sambil mematut-matut kalung dari batu mata harimau yang berwarna kombinasi cokelat tua dan muda itu pada lehernya.

Berburu ke luar negeri

Perburuannya tidak hanya di Jakarta, tapi setiap ke luar negeri dia selalu menjelajahi toko batu-batuan. "Saya rela mengangkat kopor berat-berat yang berisi batu-batuan," kata Lita.
Karena sudah lama mengemari batu-batuan, maka pun mengetahui asli atau tidaknya sebuah baru. Sebab, seiring dengan kemajuan teknologi, banyak pula batu-batuan palsu yang warnanya mirip dengan aslinya. Ciri utama untuk menentukan keaslian batu-batu itu yaitu dengan rasa dingin waktu dipegang dan berat.
Pendapat senada juga dilontarkan Yunani Magdalena, 30, eksekutif di perusahaan distributor alat elektronik BENQ. Dia baru mengemari batu-batuan sejak lima tahun belakangan ini, karena memiliki warna indah dan sebagai pelengkap penampilan.

Sebelum menemukan toko pusat batu-batuan di Mangga Dua Square, Yunani, mengalami kesulitan untuk mendapatkan batu-batuan yang warna dan ronceannya sesuai dengan seleranya.

Ida, supervisor Sumber Giok Trading Co, mengakui belakangan ini banyak orang yang mengemari perhiasan dari batu-batuan. Pihaknya menjual berbagai jenis batu dengan warna berbeda. Batu itu kebanyakan berasal dari luar negeri, sehingga konsumen Indonesia tidak sulit mendapatkannya. (herry.suhendra@bisnis.co.id/reni.efita@bisnis.co.id)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

saya punya batu giok dinasty ming, saya ingin menjualnya! untk penawaran bisa anda lihat di blog saya http://asuindo.blogspot.com

Anonim mengatakan...

Ap ad giok bertuliskan tulisan arab??

Dimitri Yayang Hutama mengatakan...

saya punya giok putih peninggalan dinasti ming..
bisa buka link ini kalau mau melihatnya..
http://seni-dan-antik.tokobagus.com/antik-sebelum-1900/batu-giok-putih-dinasti-ming-1482-6954287.html?adstype=1

Anonim mengatakan...

ada kami punya barangnya giok bertuliskan bhs arab untuk keterangan lebih lanjut klik http://selljewelryaccessories.blogspot.com/